BERITAKEBUMEN.CO.ID - Setelah Kampung Inggris, Kampung Arab dan Kampung Jawa, Kebumen bakal memiliki satu kampung lagi yakni Kampung Garam. Launching Kampung Garam yang dipusatkan di Desa Miritpetikusan, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen ini rencananya akan dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti pada 24 September 2019 mendatang bersamaan dengan kampanye gemar makan ikan.
Pembentukan Kampung Garam Kebumen digagas oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Kabupaten Kebumen. Sebab Kabupaten Kebumen kini memilik kampung pengolah garam yang mampu memproduksi garam 36 ton. Kualitas garamnya pun cukup baik dengan kadar NaCl 95,75 persen.
Kampung garam itu tersebar di 12 kelompok petambak garam dan mendapat binaan dari tiga kementerian, yaitu Menko Kemaritiman, Menko Perekonomian serta Menteri Kelautan dan Perikanan.
Kawasan pantai sepanjang 57 yang berada di pesisir selatan Kebumen menjadikan perkembangan usaha garam rakyat di Kabupaten Kebumen sangat potensial.
Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz pun antusias dengan perkembangan usaha garam rakyat di Kebumen. Bupati berharap ke depan usaha garam rakyat yang ada di Kebumen bisa memenuhi konsumsi garam rumah tangga dan juga garam industri. Terlebih kualitas bahan baku garam yakni air laut Kebumen masih jauh lebih bersih dibanding Pantura. Sehingga berpotensi dikembangkan bukan hanya untuk garam konsumsi, namun juga untuk industri, farmasi hingga untuk kecantikan dan spa.
Awal Mula Garam Rakyat di Kebumen
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kebumen Laode Haslan menerangkan bahwa usaha garam rakyat di Kebumen sebenarnya baru dimulai secara resmi sejak 2018. Kala itu 16 Februari 2018 pihaknya bersama beberapa kelompok petambak garam diundangi acara penyuluhan perikanan pemanfaatan tunnel pengolah garam rakyat di Pantai Bunton, Adipala, Cilacap bersama Balai Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal, di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Setelah itu pihaknya mengikutkan sekitar 30 orang perintis petambak garam rakyat di pesisir Kebumen dalam pelatihan.
Menurut Laode, sejak itu para petani petambak garam di Kebumen semakin bergairah. Bahkan mereka tak segan bergotong royong membeli peralatan pengolahan garam sampai puluhan juta rupiah. Modal tersebut untuk membeli peralatan demplot tunnel dari berbagai bahan, sepert pipa paralon, mesin pompa, plastik dan lainnya. Tunnel dalam bahasa Inggris artinya terowongan. Pembuatan garam dengan sistem tunnel adalah membuat bak-bak penguapan yang dilapisi plastik HDPE di bagian bawah, ditutup plastik UV di bagian atas dan di desain seperti terowongan.
Bahkan produksi garam rakyat di Kebumen sampai Juli lalu sudah mencapai 36 ton. Itu dihasilkan dari 12 kelompok petambak garam di Desa Mirit Petikusan Kecamatan Mirit, Desa Kaibon Kecamatan Ambal, Desa Tanggulangin Kecamatan Klirong, Desa Surorejan, Waluyorejo dan Sidoharjo Kecamatan Puring.
Pihaknya juga memperoleh bantuan dari APBD Provinsi Jateng senilai Rp 200 juta serta dari APBD kabupaten Rp 140 juta untuk bantuan pembuatan demplot sistem tunnel usaha garam rakyat. Bahkan produksi garam rakyat Kebumen telah diuji laborat (SNI) dengan hasil kandungan NaCL (natrium clorida) 95,75, artinya kandungan garam dapur telah memenuhi syarat sehingga untuk garam konsumsi tergolong sangat bagus.
Kabid Usaha Perikanan Sigit Dwi Purnomo menambahkan, target produksi petambak garam rakyat di Kebumen saat ini yakni 7-8 ton per bulan. Sedangkan potensi maksimal dari 12 kelompok petambak garam rakyat di Kebumen mencapai 200 ton/bulan. Hal itu berdasar perhitungan konsultan dari Unsoed Purwokerto. Namun masih ada beberapa kendala, mulai perlunya perluasan area demplot hingga menambah peralatan produksi. Diharapkan pula pada 2020 anggaran dari APBD Kebumen maupun bantuan Provinsi lebih meningkat.
(BK01/Suarabaru.id/Komper Wardopo)
Pembentukan Kampung Garam Kebumen digagas oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Kabupaten Kebumen. Sebab Kabupaten Kebumen kini memilik kampung pengolah garam yang mampu memproduksi garam 36 ton. Kualitas garamnya pun cukup baik dengan kadar NaCl 95,75 persen.
Kampung garam itu tersebar di 12 kelompok petambak garam dan mendapat binaan dari tiga kementerian, yaitu Menko Kemaritiman, Menko Perekonomian serta Menteri Kelautan dan Perikanan.
Kawasan pantai sepanjang 57 yang berada di pesisir selatan Kebumen menjadikan perkembangan usaha garam rakyat di Kabupaten Kebumen sangat potensial.
Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz pun antusias dengan perkembangan usaha garam rakyat di Kebumen. Bupati berharap ke depan usaha garam rakyat yang ada di Kebumen bisa memenuhi konsumsi garam rumah tangga dan juga garam industri. Terlebih kualitas bahan baku garam yakni air laut Kebumen masih jauh lebih bersih dibanding Pantura. Sehingga berpotensi dikembangkan bukan hanya untuk garam konsumsi, namun juga untuk industri, farmasi hingga untuk kecantikan dan spa.
Garam Kebumen nampak putih bersih. Foto: Jagat Kebumen Explore/FB |
Awal Mula Garam Rakyat di Kebumen
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kebumen Laode Haslan menerangkan bahwa usaha garam rakyat di Kebumen sebenarnya baru dimulai secara resmi sejak 2018. Kala itu 16 Februari 2018 pihaknya bersama beberapa kelompok petambak garam diundangi acara penyuluhan perikanan pemanfaatan tunnel pengolah garam rakyat di Pantai Bunton, Adipala, Cilacap bersama Balai Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal, di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Setelah itu pihaknya mengikutkan sekitar 30 orang perintis petambak garam rakyat di pesisir Kebumen dalam pelatihan.
Menurut Laode, sejak itu para petani petambak garam di Kebumen semakin bergairah. Bahkan mereka tak segan bergotong royong membeli peralatan pengolahan garam sampai puluhan juta rupiah. Modal tersebut untuk membeli peralatan demplot tunnel dari berbagai bahan, sepert pipa paralon, mesin pompa, plastik dan lainnya. Tunnel dalam bahasa Inggris artinya terowongan. Pembuatan garam dengan sistem tunnel adalah membuat bak-bak penguapan yang dilapisi plastik HDPE di bagian bawah, ditutup plastik UV di bagian atas dan di desain seperti terowongan.
Bahkan produksi garam rakyat di Kebumen sampai Juli lalu sudah mencapai 36 ton. Itu dihasilkan dari 12 kelompok petambak garam di Desa Mirit Petikusan Kecamatan Mirit, Desa Kaibon Kecamatan Ambal, Desa Tanggulangin Kecamatan Klirong, Desa Surorejan, Waluyorejo dan Sidoharjo Kecamatan Puring.
Pihaknya juga memperoleh bantuan dari APBD Provinsi Jateng senilai Rp 200 juta serta dari APBD kabupaten Rp 140 juta untuk bantuan pembuatan demplot sistem tunnel usaha garam rakyat. Bahkan produksi garam rakyat Kebumen telah diuji laborat (SNI) dengan hasil kandungan NaCL (natrium clorida) 95,75, artinya kandungan garam dapur telah memenuhi syarat sehingga untuk garam konsumsi tergolong sangat bagus.
Kabid Usaha Perikanan Sigit Dwi Purnomo menambahkan, target produksi petambak garam rakyat di Kebumen saat ini yakni 7-8 ton per bulan. Sedangkan potensi maksimal dari 12 kelompok petambak garam rakyat di Kebumen mencapai 200 ton/bulan. Hal itu berdasar perhitungan konsultan dari Unsoed Purwokerto. Namun masih ada beberapa kendala, mulai perlunya perluasan area demplot hingga menambah peralatan produksi. Diharapkan pula pada 2020 anggaran dari APBD Kebumen maupun bantuan Provinsi lebih meningkat.
(BK01/Suarabaru.id/Komper Wardopo)