BERITAKEBUMEN.CO.ID - Salah satu tugas dari Perguruan Tinggi adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat. Seperti yang dilakukan STIE Putra Bangsa, mengadakan kegiatan Forum Grup Discussion (FGD) bertema “Penerapan Strategi Marketing Berbasis Inovasi Bagi Pengrajin Gerabah Desa Gebangsari Klirong Kebumen”.
“FGD ini diadakan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat”, ucap Dani Rizana yang merupakan ketua Tim Pengabdian Masyarakat pada Sabtu (8/8) di galeri Gerabah Gebangsari kepada Berita Kebumen
Dani juga menambahkan bahwa diadakannya FGD di Kampung Gerabah Tanah Liat Gebangsari ini bisa menjadi penyemangat serta memberikan solusi-solusi dari kesulitan yang selama ini dihadapi oleh pengrajin dan pengelola Wisata Gebangsari, dalam kaitannya dengan pemasarannya
“Semoga Dengan adanya FGD ini bisa meningkatkan semangat para pengrajin serta pengelola desa wisata, sehingga diharapkan nantinya banyak yang datang berkunjung, gerabah Gebangsari juga semakin laris. Efeknya, ekonomi juga akan makin terangkat ”, ungkap Dalmo selaku Kepala Desa Gebangsari
Dalam diskusi yang cukup hangat tersebut, peserta yang merupakan para pengrajin gerabah di Gebangsari cukup antusias, salah satunya saat proses pengisian angket yang dibagikan.
Sutikno yang merupakan Ketua Pokdarwis Gebangsari mengatakan dengan adanya FGD seperti ini, kami mendapatkan manfaat yang besar, juga solusi-solusi terkait pembenahan di Gebangsari, mulai dari produk, wisata, dan terutama permasalahan dalam hal pemasarannya.
“Nantinya bisa berefek pada kemajuan di desa gebangsari dari segi ekonomi dan pariwisata”, tambah Sutikno
Selama ini memang ada beberapa kendala yang dirasakan oleh Pengelola Desa Wisata Gebangsari, salah satunya ada di sector pemasaran, selain dari keterbatasan alat yang digunakan oleh para Pengrajin Gerabah.
“Dari kegiatan ini kami bisa menggali keluh kesah para pengrajin, yang nantinya akan kami pelajari. Sehingga akan menemukan solusi praktis bagi para pengrajin, selain dari pemasaran juga terkait dengan alat”, ungkap M. Makhmad Syarifudin, S.E., M.Si
Syarif juga menambahkan jika varian produk gerabah tanah liat tetap dibuat, tapi tetap harus ada produk yang diunggulan. (BK02)
Para Peserta yang merupakan Pengrajin Gerabah antusias mengisi angket (Doc. Berita Kebumen) |
“FGD ini diadakan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat”, ucap Dani Rizana yang merupakan ketua Tim Pengabdian Masyarakat pada Sabtu (8/8) di galeri Gerabah Gebangsari kepada Berita Kebumen
Dani juga menambahkan bahwa diadakannya FGD di Kampung Gerabah Tanah Liat Gebangsari ini bisa menjadi penyemangat serta memberikan solusi-solusi dari kesulitan yang selama ini dihadapi oleh pengrajin dan pengelola Wisata Gebangsari, dalam kaitannya dengan pemasarannya
“Semoga Dengan adanya FGD ini bisa meningkatkan semangat para pengrajin serta pengelola desa wisata, sehingga diharapkan nantinya banyak yang datang berkunjung, gerabah Gebangsari juga semakin laris. Efeknya, ekonomi juga akan makin terangkat ”, ungkap Dalmo selaku Kepala Desa Gebangsari
Dalam diskusi yang cukup hangat tersebut, peserta yang merupakan para pengrajin gerabah di Gebangsari cukup antusias, salah satunya saat proses pengisian angket yang dibagikan.
Sutikno yang merupakan Ketua Pokdarwis Gebangsari mengatakan dengan adanya FGD seperti ini, kami mendapatkan manfaat yang besar, juga solusi-solusi terkait pembenahan di Gebangsari, mulai dari produk, wisata, dan terutama permasalahan dalam hal pemasarannya.
“Nantinya bisa berefek pada kemajuan di desa gebangsari dari segi ekonomi dan pariwisata”, tambah Sutikno
Selama ini memang ada beberapa kendala yang dirasakan oleh Pengelola Desa Wisata Gebangsari, salah satunya ada di sector pemasaran, selain dari keterbatasan alat yang digunakan oleh para Pengrajin Gerabah.
“Dari kegiatan ini kami bisa menggali keluh kesah para pengrajin, yang nantinya akan kami pelajari. Sehingga akan menemukan solusi praktis bagi para pengrajin, selain dari pemasaran juga terkait dengan alat”, ungkap M. Makhmad Syarifudin, S.E., M.Si
Syarif juga menambahkan jika varian produk gerabah tanah liat tetap dibuat, tapi tetap harus ada produk yang diunggulan. (BK02)