KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang dilaksanakan oleh IPB University di masa pandemi tidak mengurangi semangat mahasiswa untuk menjalankan sebuah program yang telah direncanakan. Salah satunya adalah kelompok KKN kabupaten Kebumen 03 yang telah menggelar program webinar pertanian untuk masyarakat mitra dan seluruh kelompok tani yang ada di Indonesia. Webinar ini mengangkat tema “Pengendalian Hama Wereng dan Pengenalan Varietas Padi Unggul”. Kegiatan ini telah berlangsung pada hari Senin, 12 Juli 2021 secara virtual melalui zoom meeting dan dihadiri oleh 230 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia sehingga dapat disebut sebagai national webinar.
Kegiatan ini dipandu oleh Fitri Noviyani dari program studi sekolah bisnis sebagai Master of Ceremony dan menghadirkan dua pembicara yang sangat menguasai bidang pertanian, yaitu Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc selaku ketua Tani Center IPB University dan Budi Purnomo, S.PKP dari Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen. Sebelum itu kegiatan webinar ini dibuka oleh Muhammad Jamar selaku perwakilan mitra dari Desa Ngabean, Mirit, Kebumen.
Pembicara pertama, Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc membawakan materi terkait pengendian hama wereng terhadap tanaman. Bapak Hermanu merupakan tenaga pengajar dan peneliti di Departemen Proteksi Tanaman, IPB University dan terpilih sebagai ketua umum gerakan petani nusantara. Bapak Hermanu mengatakan bahwa “Lali Blai Sembrana Cilaka” yang berarti “lupa membawa bencana gegabah menuai musibah” yang dalam hal ini kaitannya dengan hama wereng. Wereng akan muncul dan mengganggu pertumbuhan padi yang dapat menyebabkan batang menjadi berwarna cokelat, tandasnya. Menurut Hermanu dalam kajian ilmiah, wereng dapat meledak akibat peristiwa resurgensi dari penggunaan pestisida yang berlebihan sehingga hama yang dikendalikan akan muncul kembali menimbulkan ledakan wereng.
Selanjutnya, Bapak Hermanu menambahkan bahwa penggunaan pestisida dalam faktor ekologisnya justru hanya mematikan musuh alami wereng dan populasi weren semakin meningkat. Sedangkan penggunaan insektisida secara fisiologis dapat memperpanjang umur imago dan meningkatkan keperidian. Wereng dapat dikendalikan dengan pembuatan agroekosistem yang sehat dan wereng akan mengalami kematian sekitar 60-90%, tutur Bapak Hermanu. Wereng dapat muncul akibat dari penanaman padi yang rapat, penggunaan fungisida sistemik rutin, dan lain sebagainya.
Pembicara selanjutnya, Budi Purnomo, S.PKP menyampaikan terkait varietas padi unggul yang dapat menghasilkan jumlah panen tinggi. Varietas unggul mempunyai ciri berukuran penuh, seragam memiliki daya tumbuh baik dan bebas dari gulma, ungkap Bapak Budi. Beliau menambahkan dan merekomendasikan beberapa benih unggul yang tahan terhadap serangan wereng, yaitu inpari 23 Bantul, inpari 32 HDB, inpari 31, inpari 33, inpari 42 agritan GSR, Siliwangi Agritan, dan Cakrabuana agritan serta beberapa varietas baru seperti inpari 47 WBC dan inpari 48 blas. “Varietas tersebut dapat memberikan produksi yang baik dengan cara melakukan seleksi benih, pemupukan dengan pupuk organic, pengolahan tanah dan penanaman bibit muda”, tuturnya. Selain itu dapat juga dilakukan dengan pengolahan air, penanaman menggunakan prinsip jajar legowo dengan panen tepat waktu, tambah Bapak Budi.
Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat diaplikasikan oleh kelompok tani yang ada di Indonesia. Selain itu dapat dijadikan sebagai solusi apabila sedang mengalami permasalahan terhadap serangan wereng dan pemilihan benih unggul yang tepat. Partisipan yang hadir dalam kegiatan ini sangat antusias, menarik dan sangat memuaskan untuk edukasi dimasa pandemi.
(Welly Ageng S)