KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Praktisi porang di Kebumen meragukan data Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen terkait lahan porang yang ada di Kebumen. Data tersebut bersumber dari Kementerian Pertanian 2021.
Data tersebut mencantumkan jika di Kebumen terdapat setidaknya 617,26 hektar lahan produksi porang. Hal itu menjadikan Kebumen satu-satunya kabupaten di Jawa Tengah yang disebut menjadi sentra (pusat) produksi porang dengan luas lahan diatas 500 hektar.
Akan tetapi Pegiat Porang Kebumen Akif Fatwal Amin meragukan data tersebut. Ia yang merupakan praktisi porang di Kebumen menyampaikan, sepengetahuanya lahan porang di Kebumen tidak mencapai 617 hektar.
“Saya praktisi dan saya meragukan hal tersebut,” tuturnya, Senin (28/6/2021).
Menurutnya, 617 hektar bukanlah lahan yang sempit. Ini sangat luas. Sehingga sangat tidak memungkinkan jika di Kebumen secara akumulasi terdapat lahan porang seluas itu. Bukan itu saja setengah dari jumlah tersebut misalnya 300 hektar juga tidak mungkin sampai.
“Tidak sampai 617 hektar, paling-paling yang ada kisaran 150-200 hektar,” ungkapnya.
Seperti diketahui jika Akif merupakan praktisi porang di Kebumen. Pihaknya telah lama bergelut dengan umbi yang mempunyai lain badul. Sebatas pengamatannya porang di Kebumen tidak sampai 617 hektar. “Artinya begini, yang ingin saya tegaskan, jumlah lahan yang ada pada data, sangat jauh dari realita yang ada,” tegasnya.
Sebelumnya Akif juga mengatakan jika garga porang kini anjlok hanya Rp 6.500 perkilogramnya. Padahal di Juni pada umumnya harga sudah tembus Rp 8.500 perkilogramnya. Salah satu yang menjadi alasan turunnya harga yakni pemberhentian ekspor ke China. Padahal pemasaran porang hingga kini memang 70 persen ke China.
Adanya penurunan harga yang drastis tersebut tentunya membuat petani resah. Para petani beharap harga akan kembali normal. Sehingga mereka dapat merasakan keuntungan dari pertanian umbi yang kaya akan glukomanan tersebut.
(ekspres/mt)