KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Bertani dengan menggunakan metode hidroponik nampaknya masih terdengar asing bagi sebagian orang. Padahal, bertani hidroponik terasa menyenangkan, unik, dan bisa menghasilkan pendapatan yang fantastis jika ditekuni.
Setidaknya, inilah yang dirasakan Nur Rohman, petani hidroponik asal Kelurahan Selang, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen.
Awalnya, pria yang juga akrab disapa Omen ini tertarik untuk mengembangkan pertanian modern karena ingin mencoba hal yang berbeda dari pertanian yang sudah ada. Hal inilah yang memotivasinya untuk menekuni pertanian modern khususnya hidroponik setelah tamat SMA.
“Bagi kaum muda, pertanian dengan teknologi itu terlihat jauh lebih menarik, dan jika dilihat, hasilnya juga lebih berkualitas dan lebih banyak” ujar Omen.
Bagi Omen, masa muda adalah waktu yang tepat untuk bereksperimen, karena masih banyak waktu, tenaga, dan kesempatan yang tersedia untuk mencoba hal-hal baru.
Maka, meskipun ketika ia mulai menekuni hidroponik pada sekitar tahun 2003 masih sangat jarang yang mengenal istilah “hidroponik”, ia tetap gigih berusaha mencari buku-buku dan sumber lain seputar hidroponik. Hingga pada tahun 2004 ia mulai mengaplikasikannya dengan membuat kios kecil dan melakukan uji coba bercocok tanam dengan cara hidroponik. Kemudian tahun 2007 ia mengikuti kompetisi nasional dan menyabet juara tiga.
Setelah diaplikasikan secara total menjadi green house hidroponik, Omen menyadari jika pendapatan yang dihasilkan ternyata luar biasa. Terlebih pangsa pasar yang terbuka sangat luas, akhirnya ia fokus menjalankan bisnis hidroponik sejak tahun 2014.
“Khusus sayur yang di tanam di sini bisa 10-20kg perhari. Harga flat sekitar 25 ribu ke konsumen akhir ya, karena dari kebun langsung konsumen. Kalau dirata-rata sekitar 300 ribu sehari” terang Omen.
Meski sempat menuai banyak cibiran dari masyarakat karena ide bisnisnya ini, Omen tetap berusaha menekuninya dengan profesional. Hingga ia berhasil membuktikan bahwa dirinya mampu membuat sebuah sistem pertanian yang sudah ada menjadi lebih milenial dengan hasil yang berkualitas.
Bahkan setelah melihat hasil dari usaha hidroponik Omen yang cukup menjanjikan, masyarakat mulai tertarik untuk belajar metode bercocok tanam hidroponik. Hingga saat ini, ia telah memiliki beberapa binaan yang sudah mampu usaha mandiri. Menariknya, menurut Omen, rata-rata petani hidroponik yang ada di Kebumen berasal dari usia muda.
Menurut Omen, bertani hidroponik dapat dimulai hanya dengan memanfaatkan barang-barang bekas. Seperti sterofoam, kolam kecil, atau batu bata yang disusun kemudian dilapisi plastik dan menggunakan ceting kecil. Media tanamnya pun cukup terjangkau dan mudah didapat, yakni sisa pembakaran merang yang dicampur limbah cocopeat (kokopit).
“Tujuan Bertani bukan hanya sekedar menumbuhkan tanaman, tapi juga menjaga sebuah kehidupan” pungkas Omen dalam sesi wawancaranya.
Yuk Simak Video Lengkapnya:
(YP/Nisa)