KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Limbah plastik hanya akan menjadi seonggok sampah yang dapat mencemari lingkungan jika tidak diperlakukan dengan benar. Namun, ditangan yang tepat, limbah plastik bisa disulap menjadi berbagai kerajinan yang indah dan bernilai rupiah oleh tangan-tangan kreatif. Salah satu pemilik tangan kreatif itu adalah Sumedi, kakek berusia 63 tahun asal Desa Karangsari, Kebumen.
Sumedi berhasil menyulap limbah plastik menjadi bahan utama dalam pembuatan miniatur hiasan aquarium. Tidak hanya itu, menurutnya, produk hiasan aquarium dari limbah plastik ini adalah satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia. Produksi hiasan aquarium hand made ini hanya ada di Kabupaten Kebumen.
Siapa sangka, ide usaha kerajinan yang sudah berlangsung sejak 18 tahun silam ini ternyata bermula dari kegiatan yang sepele, membakar singkong. Ketika itu Sumedi tengah membakar singkong dan juga beberapa sampah plastik. Ia melihat plastik yang terbakar itu tergulung dan merasa bentuknya bagus dan unik. Kemudian ia iseng mewarnai dan menjemurnya. Sejak itulah ia terpikir untuk membuat hiasan aquarium dari limbah plastik. Selain unik, pengolahan limbah plastik menjadi hiasan aquarium ini juga turut menjaga tanah dari pencemaran.
Tonton kisah lengkap dan beraneka ragam hiasan aquarium dari limbah plastik Sumedi:
Bentuk-bentuk hiasan aquarium yang dibuat Sumedi beraneka ragam. Mulai dari miniatur pohon bambu, gua, cemara, pohon kelapa, hingga bentuk kombinasi yang rumit dan unik. Inspirasi bentuk-bentuk tersebut Sumedi dapatkan dengan mengamati lingkungan sekitarnya saja.
“Dulu pertama bikin itu cuma satu jenis. Sekarang udah sampai 50 jenis kalau nggak salah, udah banyak” terang Sumedi.
Pria yang dulunya berprofesi sebagai tukang becak ini menjelaskan bahwa limbah plastik yang diutamakan untuk membuat hiasan adalah limbah karung dan limbah tali plastik. Dalam produksi hiasan aquarium ini, Sumedi dibantu 7 orang karyawan. Namun untuk beberapa bentuk yang terbilang unik dan sulit, hanya Sumedi yang bisa mengerjakannya.
“Beberapa bentuk-bentuk unik hanya saya yang buat, karena yang lain tidak bisa. Saya pernah mengajarkan juga ke anak-anak sekolah sama ibu-ibu PKK, tapi tetap belum ada yang berhasil” kata Sumedi sembari melihat deretan hiasan aquarium yang berjajar di rak.
Kini, pemasaran produk kerajinan yang dibuat oleh Sumedi ini sudah mencapai berbagai kota seperti Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan beberapa kota lain Indonesia. Harga hiasan cantik dari limbah plastik ini pun beragam, mulai dari Rp 7.000,- hingga Rp 100.000,- tergantung bentuk dan tingkat kerumitan dalam pembuatannya.
Sumedi juga bercerita bahwa di masa-masa awal usahanya, ia banyak mendapat cibiran dari orang-orang di sekitarnya. Namun bagi Sumedi, pencibir justru ia anggap sebagai guru. Karena menurutnya, cibiran adalah koreksi sekaligus motivasi. Pemahaman inilah yang membuat Sumedi tidak menyerah dan giat menekuni usahanya.
“Harus semangat, apalagi anak muda. Harus selalu semangat dan jangan ragu buat berkarya, berkreasi. Dan kalau bisa, bekerjalah sesuai dengan hal-hal yang disenangi karena akan terasa lebih menyenangkan” pesan Sumedi dengan wajah sumringah. (Nisa/YPermana)