Ratusan drivel ojol demo di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah. (Istimewa) |
KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Ratusan pengendara ojek online (ojol) menggeruduk Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Senin (7/3/2022). Melalui aksi demo tersebut, mereka menyuarakan sejumlah tuntutan diantaranya terkait kesejahteraan, kenyamanan hingga payung hukum.
Para driver ojol meminta agar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo merumuskan peraturan daerah (Perda) terkait penyesuaian tarif yang saat ini dinilai tidak sesuai dan dianggap merugikan para pengemudi ojol.
Humas Asosiasi Driver Online (ADO) Jateng, Astrid Ivanka bahkan membandingkan Ganjar dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka soal kebijakan tersebut.
"Jangan sampai kita kalah dengan Solo, di sana Wali Kota Solo berani mengancam akan menghapus semua aplikasi driver online jika tak patuh pemerintah," jelas Astrid Ivanka dikutip dari kompas.com.
Pihaknya meminta Ganjar memperhatikan kesejahteran dan kenyamanan serta keamanan para driver ojol.
"Kami meminta kepada Bapak Gubernur dan Pemprov Jateng, agar lebih memperhatikan kesejahteran dan kenyamanan serta keamanan kami para driver ojol," keluhnya.
Pihaknya juga meminta Dinas Ketenagakerjaan Jawa Tengah untuk masuk andil dalam hal ini mengenai BPJS Ketenagakerjaan.
"Kami juga termasuk buruh harian lepas, yang di dalam UU (Undang-undang) Ketenagakerjaan ikut diatur,” katanya.
Menurut Agus Setyawan, yang sudah limat tahun menjadi driver ojol di Semarang, kondisi para driver online saat ini memprihatinkan. Penghasilan menjadi driver online tak sebanding dengan risiko dan tenaga yang dikeluarkan setiap harinya.
"Kalau tarif ojol terus diturunkan terus mau bagaimana menghidupi keluarga saya," keluhnya.
Dia mengaku, menjadi driver online adalah pilihan terakhirnya setelah terkena badai pemutusan hubungan kerja (PHK). "Kalau tak jadi driver mau kerja apa. Umur juga sudah tua,"katanya.
Respon Gubernur
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo langsung merespons aksi para driver ojol. Ganjar memastikan segera menyampaikan tuntutan mereka kepada pemerintah pusat dan aplikator.
Dia mengatakan, komunikasi dengan driver sebenarnya sudah sejak pekan lalu. Melalui Dinas Perhubungan, Ganjar mengaku sudah meminta perwakilan driver ojol untuk bertemu dan menyampaikan aspirasi. Namun, para driver tetap ingin melakukan aksi.
"Jadi sebelumya udah kita undang dulu dan mereka tuntutannya juga sudah jelas dan sudah kita obrolkan," kata Ganjar di rumah dinasnya, Senin (7/3/2022).
Ganjar menyebut setidaknya ada empat tuntutan yang disampaikan padanya. Pertama, soal pengembalian tarif yang angkanya sekitar Rp 7.200 untuk jarak maksimum 3 sampai 4 km. Saat ini, tarif diturunkan Rp 6.400. Tuntutan lain, lanjut dia, driver ojol meminta aplikator meninjau ulang persentase komisi untuk driver. Serta meminta aplikator untuk menggunakan sistem bonus.
"Ini sebenarnya soal kesepakatan kerja begitu ya, makanya bisa fasilitasi lah soal itu untuk bisa bertemu dan ngobrol," katanya.
Selanjutnya, kepada Ganjar, driver meminta agar aplikator lebih memberikan jaminan keselamatan atau kecelakaan.
"Harapan dia ada asuransi atau setidaknya punya BPJS, dan ini meminta kepada aplikator untuk memberikan pembayaran premis besar Rp 16.800 kurang lebih per bulan," ujarnya.
Ganjar mengatakan, para driver juga meminta ada payung hukum dari Pemda dalam Pergub atau yang lain sebagai jaminan kepada para mitra terkait kuota ojek online di Jawa Tengah.
Dia mengatakan sudah melakukan kajian dari aspirasi yang diterimanya. Bahkan, Ganjar juga telah berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan.
"Beberapa waktu sebelumnya kita juga sudah komunikasi dengan kementrian perhubungan agar ada ketentuan yang memang bisa diseragamkan di area-area itu," katanya.
Ditanya soal komunikasi dengan aplikator, Ganjar mengaku sudah melakukan sejumlah komunikasi yang sifatnya informal. Ganjar akan berusaha memfasilitasi para driver untuk bisa duduk bareng dengan aplikator.
"Maka minggu ini kita coba akan temukan mereka dengan aplikator agar lebih duduk persoalannya lebih bisa di apa diketahui begitu," ujarnya.
Terlepas dari aksi ratusan driver ojol, Ganjar berharap seluruh pihak bisa saling terbuka dan mau membuka ruang komunikasi. Mengingat situasinya masih dalam pandemi Covid-19.