KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Kebumen di sisi barat, pemerintah daerah bakal menjadikan wilayah Kecamatan Gombong untuk dibangun kawasan industri berikat. Kawasan Berikat merupakan kawasan industri padat karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Bupati Arif Sugiyanto menyatakan, beberapa alasan mengapa di Gombong ini perlu dibangun kawasan industri. Salah satunya Gombong sejak dulu sudah dikenal sebagai kota penyanggah kabupaten di sisi barat. Karena itu perlu kembali dikuatkan.
"Kita tahu Gombong itu termasuk kota tua, kota penyanggah yang merupakan pusat bisnis kabupaten Kebumen di sisi barat. Bahkan namanya sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas," ujar Bupati usai melaksanakan shalat tarawih di Masjid Ar-Rahman, Kauman, Gombong, Kamis (20/4).
Namun seiring waktu, kata Bupati, pamor Gombong saat ini sudah mulai meredup. Geliat ekonomi di sana tak lagi seramai dulu. Untuk itu, Bupati punya keinginan besar agar penanaman investasi di Kebumen diarahkan ke Gombong. Agar wilayah ini perekonomiannya semakin hidup dan tumbuh besar.
"Dulu itu Gombong benar-benar ramai, terminalnya itu penuh, selalu dilewati bus antar kota antar provinsi, tapi sekarang liat terminalnya sudah semaput, mangkrak, tak berpenghuni. Di stasiun Gombong dulu juga kereta-kereta eksekutif dan bisnis berhenti sekarang sudah nggak. Pasar juga tidak lagi ramai," terang Bupati.
Padahal lanjut Bupati, Gombong ini sangat potensial sekali untuk dijadikan sebuah kawasan industri. Karena Gombong merupakan central ekonomi Kebumen di sisi barat yang menghubungkan wilayah kabupaten lain, yakni Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Pubalingga, sampai Purwokerto.
"Gombong central ekonominya Kebumen, gerbang pintunya itu ada di sana. Baik itu dari Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas itu kan harus melewati Gombong. Ke Jakarta saja sekarang enaknya lewat Gombong, dari Sempor ke utara. Jadi ini benar-benar central," tutur Bupati.
Usaha lain yang akan dilakukan pemerintah adalah, menjadikan pasar Gombong yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak ketiga, ke depan akan dikerjasamakan dengan Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes Bersama (Bumdesma). Baik untuk pengelolaan parkir, penyewaan kios, atau retribusi lainnya.
"Sejak tahun 1988 pasar Gombong sudah dikelola pihak ketiga. Jadi sudah 30 tahun lebih. Nanti 2023 ini habis, dan akan kita perbaiki lalu kita tawarkan ke Bumdes atau Bumdesma untuk dikelola. Pemerintah cukup jadi legulator saja, bukan operator," tandas Bupati.
Bupati berharap dengan kembali dibangunnya Gombong sebagai pusat perekonomian Kebumen di sisi barat, bisa mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. Goolnya adalah Kebumen tak lagi disebut sebagai kabupaten termiskin di Jawa Tengah.
(kebumenkab)