KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Masih ingat dengan kasus pembunuhan terhadap siswi SMP di Kaliputih, Kecamatan Alian yang terjadi pada bulan Mei 2022 silam? Itu merupakan salah satu contoh kasus kejahatan terhadap perempuan yang bermula dari media sosial (medsos). Untuk itu Polisi Wanita (Polwan) Polres Kebumen mengajak para kaum perempuan untuk bisa menjaga diri dan bijak dalam bermedsos.
"Wanita harus bisa menjaga diri", sepenggal kata yang dilontarkan Ipda Nikmatun Nurjanah kepada para siswi SMK N 2 Kebumen saat kegiatan Polwan Goes to School, dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Polwan ke 74, Senin 8 Agustus 2022.
Kata ini cukup beralasan, karena kasus kejahatan kepada perempuan dan anak saat ini terbilang tinggi di Kebumen.
Ipda Nikmatun yang juga mantan Kepala Unit (Kanit) Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Kebumen mengungkapkan, upaya menjaga diri yang dimaksud diantaranya bijak dalam menggunakan media sosial.
"Jangan mudah percaya dengan teman yang baru dikenal melalui medsos. Banyak kasus pelecehan seksual kepada anak atau wanita yang belum dewasa, yang kami tangani bermula dari perkenalan di media sosial," jelas Ipda Nikmatun yang kini menjabat sebagai Kepala Seksi Umum Polres Kebumen.
Menurut Ipda Nikmatun, kasus pelecehan seksual kepada anak semakin meningkat seiring perkembangan media sosial saat ini.
Perempuan akan selalu menjadi korban, meski dilakukan suka sama suka.
Menurutnya, tidak mengenal istilah suka sama suka untuk pelecehan kepada anak. Meskipun dilakukan atas dasar suka sama suka, posisi perempuan tetap sebagai korban dalam hal ini.
Kasus yang masih hangat ditangani oleh Polres Kebumen, yakni kasus pembunuhan kepada siswi SMP yang terjadi pada bulan Mei 2022 di Kecamatan Alian.
Kasus itu bermula dari perkenalan melalui jejaring sosial yang selanjutnya keduanya bertemu secara langsung.
Saat pertemuan itu, teman laki-laki sempat melakukan pelecehan seksual kepada korban, sebelum akhirnya dibunuh.
"Kita tidak tahu, apakah teman yang baru kita kenal di medsos adalah orang baik. Tidak selalu, orang dengan photo profil dengan mengenakan pakaian agamis adalah orang baik. Sehingga kita harus benar waspada dan bijak menggunakan media sosial," kata Ipda Nikmatun.
Para siswi juga diingatkan agar tidak suka memotret diri saat keadaan tanpa busana, menyusul banyaknya peristiwa "post a picture" atau PAP, foto tanpa busana lalu dikirim ke teman lawan jenisnya.
Hal ini akan sangat merugikan sekali bagi wanita apalagi jika foto itu tersebar luas di medsos.
(bk/res)
-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News