KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Desa Adikarso merupakan salah satu daerah padat penduduk sehingga memiliki banyak sampah plastic yang belum terkelola dengan baik. Tidak hanya itu, Desa Adikarso dikenal sebagai desa rongsok karena banyak pengepul sampah di desa ini. Sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Namun, dengan banyaknya pengepul sampah di desa ini tidak menutup kemungkinan bahwa Desa Adikarso belum adanya tempat pengelolaan sampah/bank sampah.
Pengelolaan sampah menjadi masalah yang tak kunjung dapat diselesaikan dengan tepat. Banyak sampah yang belum dikelola dengan baik khususnya sampah plastik. Sampah plastik pada umumnya sulit untuk didaur ulang/ tidak dapat terurai secara alami yang menyebabkan pencemaran lingkungan, sehingga perlu dilakukan upaya pengelolaan sampah plastik yang tepat. Dengan adanya potensi tersebut menjadi perhatian mahasiswa KKN UNS 140 Desa Adikarso untuk mengadakan Bimbingan Teknis Pengelolaan Bank Sampah dan Green Kampoeng. Belum lama ini tepatnya pada hari Minggu (13/08/2023) – Mahasiswa KKN Tim 140 Universitas Sebelas Maret Desa Adikarso, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen bersama dengan anggota karang taruna dan PKK Desa Adikarso dengan total peserta sekitar 60 orang Melakukan Bimbingan Teknis Pengelolaan Bank Sampah Dan Green Kampoeng di Desa Jatimulyo.
Pada kunjungan tersebut, kepala Desa Jatimulyo Bapak Sabit Banani diawali sambutanya mengucapkan selamat datang di Desa Jatimulyo Kecamatan Petanahan, serta memberikan apresiasi kepada seluruh peserta kunjungan dari Desa Adikarso.
Pada kesempatan tersebut tim anggota Karang Taruna dan PKK bertemu dengan pengurus Bank Sampah Cikrak. Pengurus Bank Sampah Cikrak menceritakan tentang bagaimana berdirinya Bank sampah, keluh kesah Bank sampah, dukungan dari Pemdes, Keuntungan dari Bank sampah sudah dirasakan secara langsung oleh warga jatimulyo, kendala yang dihadapi saat Bank Sampah sudah berdiri, serta Bank samaph cikrak menjadi induk bagi bank sampah di 20 desa lain dikebumen salah satunya desa gemeksekti.
Pengurus Bank Sampah menjelaskan mekanisme Bank Sampah, jenis-jenis sampah yang diterima, Pemilahan sampah dan penyetoran kepada pengepul Bank Sampah.
Bank sampah cikrak sendiri kini memiliki 15 pekerja dengan upah per jam Rp 3.000,00 yang bertugas untuk memilah dan menjemput sampah dari rumah warga. Untuk mobilisasi sampah, dilakukan dengan secara terjadwal menggunakan armada berupa viar. Bank sampah Cikrak dikelola menggunakan sistem seperti perbankan menggunakan buku tabungan yang dilakukan oleh petugas bank sampah.
Timbunan sampah yang ada tidak hanya dilarikan ke luar kota, tetapi dari pihak bank cikrak bisa menciptakan produk-produk sampingan seperti bijih plastik sedankan untuk sampah rumah tangga bisa menjadi pupuk organik yang sudah bisa digunakan dan diperjual belikanlikan. Sesuai dengan prinsip ekonomi bahwa sampah harus dipandang sebagai sumber daya yang masih dapat dimanfatkan. Yakni dengan upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Setelah mendapat materi dalam kelas para peserta diajak untuk melihat secara langsung gudang pemilihan sampah dan Green Kampoeng yang dikelola oleh Bank Cikrak Desa Jatimulyo. Berkat adanya Bank sampah ini Desa Jatimulyo juga menjadi percontohan untuk desa lainya di Kabupaten Kebumen.
Harapan dari pengurus Bank Sampah Cikrak semoga ilmu yang sudah dijelaskkan dan diajarkan bisa diterapkan oleh Bank sampah di desa Adikarso serta terjalin silaturahmi antara desa jatimulyo dan desa adikarso.
-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News