Sosialisasi Pengelolaan Sampah di Desa Candiwulan: Meningkatkan Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Pengelolaan Sampah

Sosialisasi Pengelolaan Sampah di Desa Candiwulan: Meningkatkan Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Pengelolaan Sampah
Doc. KKN UNS 2024

KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Mahasiswa KKN dari Universitas Sebelas Maret Surakarta menggelar sosialisasi pengelolaan sampah di GOR Desa Candiwulan, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman masyarakat Desa Candiwulan dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar serta apa saja manfaat yang bisa diperoleh. Hal tersebut menyebabkan masalah sampah di Desa Candiwulan cukup serius, bahkan sampah tersebut menjadi gunungan sampah. 

Berdasarkan latar belakang tersebut mahasiswa KKN 115 Desa Candiwulan ingin mendorong kesadaran dan kepedulian warga terhadap kebersihan lingkungan sekitar, sehingga dengan diselenggarakannya sosialisasi pengelolaan sampah dapat menambah wawasan dan kesadaran warga akan pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang cara pengelolaan sampah yang baik dan benar kepada warga, seperti cara mengolah sampah yang efektif dan bisa mengubah sampah agar memiliki nilai ekonomi.

Kegiatan ini berlangsung pada hari Senin, 22 Juli 2024 yang dihadiri oleh warga desa Candiwulan. Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN menghadirkan narasumber dari pihak Dinas Lingkungan Hidup, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Kebumen yaitu Bapak Sri Hermanu Sasongko. Beliau menyampaikan materi terkait cara pengelolaan sampah melalui 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta melakukan demonstrasi pemilahan berbagai jenis sampah, mulai dari sampah rumah tangga hingga dapat diolah menjadi barang yang bernilai.

Sosialisasi Pengelolaan Sampah di Desa Candiwulan: Meningkatkan Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Pengelolaan Sampah
Doc. KKN UNS 2024

Beliau juga menegaskan bahwa, "Perubahan paradigma mindset masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat diperlukan. Dari yang awalnya hanya mengumpulkan, mencampur, lalu membuang sampah, kini harus kita ubah menjadi memilah dan mengolahnya dengan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle. Dengan mengolah sampah agar menjadi barang bernilai, kita bisa menghindari berbagai bahaya, seperti asap beracun dari pembakaran sampah, masalah kesehatan, serta risiko lainnya," Mindset masyarakat mengenai pengelolaan sampah selama ini cenderung sederhana dan kurang memperhatikan dampak jangka panjang. Banyak orang masih menganggap bahwa sampah hanya perlu dikumpulkan, dicampur, lalu dibuang begitu saja.

Pola pikir ini menimbulkan berbagai masalah, mulai dari pencemaran lingkungan, seperti penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA), hingga risiko kesehatan akibat pembakaran sampah yang menghasilkan asap beracun. Masalah sampah yang terus meningkat juga memperparah kondisi lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari tanah, air, dan udara. Pembakaran sampah secara terbuka menyebabkan polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti gangguan pernapasan dan penyakit lainnya. 

Sosialisasi Pengelolaan Sampah di Desa Candiwulan: Meningkatkan Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Pengelolaan Sampah
Doc. KKN UNS 2024

Pengelolaan sampah yang benar seharusnya dimulai dari pemilahan sampah di sumbernya. Dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya, seperti organik dan anorganik, sampah tersebut bisa diolah lebih lanjut. Prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (3R) menjadi kunci dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik seperti plastik dan logam bisa didaur ulang menjadi produk baru yang bernilai. Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga mengurangi risiko lingkungan dan kesehatan yang ditimbulkan oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik.

Sebelum kegiatan, sebagian besar warga membuang sampah dengan cara membakar atau menimbunnya di sembarang tempat. Setelah sosialisasi, mayoritas warga telah memilah sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Sampah organik diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik yang bernilai jual, seperti plastik, kertas, dan logam, dikumpulkan untuk dijual.

Tindak lanjut dalam pelaksanaan program sosialisasi pengelolaan sampah ini dilaksanakan lomba K3 (Kebersihan, Keindahan, dan Kelembagaan) sebagai lanjutan dari kegiatan sosialisasi. Dengan begitu diharapkan warga Desa Candiwulan dapat mengembangkan kebiasaan pengelolaan sampah yang baik, memisahkan sampah organik dan non-organik, serta mendukung program daur ulang.

Sosialisasi Pengelolaan Sampah di Desa Candiwulan: Meningkatkan Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Pengelolaan Sampah
Doc. KKN UNS 2024

Tidak hanya berfokus pada pemisahan sampah, tetapi juga mengajarkan warga bagaimana memanfaatkan sampah untuk hal-hal produktif, seperti membuat pupuk organik dari sampah dapur atau menciptakan kolase dari sampah anorganik. Dengan demikian, sosialisasi ini bertujuan untuk menciptakan perubahan perilaku masyarakat, dari yang sebelumnya mungkin membuang sampah sembarangan menjadi lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah dan memanfaatkan kembali limbah yang ada. Kelompok KKN 115 berharap agar informasi yang disampaikan dapat diterapkan oleh warga dan menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran kolektif untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.




-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News

Previous Post Next Post