Bukan Anggota Geng Motor, Keluarga Korban Salah Sasaran di Gombong Tuntut Pemulihan Nama Baik

Korban bersama kuasa hukum dan guru sekolah. (foto:istimewa)

KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Peristiwa keributan di depan Hotel Cadaka, Gombong, Kebumen diduga antara geng motor dengan warga sekitar pada Minggu dini hari 29 September 2024 berbuntut polemik. 

Diduga telah terjadi penganiayaan terhadap orang yang tidak bersalah, alias korban salah sasaran, yakni Aditya Zikra Zaki dan Rafi Akhmad Baihaqi siswa SMA/Sederajat. Mereka menjadi korban kekerasan salah sasaran oleh masyarakat yang mengira keduannya adalah bagian dari geng motor yang meresahkan, sehingga ikut jadi bulan-bulanan warga.

Atas peristiwa tersebut, pihak keluarga mengupayakan agar citra korban dipulihkan. "Salah satu korban adalah adik saya, kemarin sudah kami tindak lanjuti untuk mengembalikan nama baik adik saya dan citra nama baik sekolah." ungkap Rantri, kakak korban, melalui pesan tertulis kepada BK, Kamis (3/10).

Kuasa hukum korban, Nur Rahmat, turut menyayangkan terjadinya tindak kekerasan yang dilakukan oleh warga terhadap kliennya yang dipastikan tidak bersalah, alias tidak ikut dalam kelompok geng motor tersebut.

Ia menceritakan kejadikan itu bermula ketika Aditya dan Rafi tengah pulang dari Kota Kebumen bersama empat orang temannya pada Sabtu malam 28 September 2024. Namun sesampainya di Gombong rombongan anak-anak remaja ini melihat ada keramaian di depan Hotel Cadaka.

Melihat adanya keramaian itu, Aditya dan Rafi tetap melintas karena berpikir sebagai hal yang biasa, dan dianggap aman karena tidak terlibat. Namun, tak disangka begitu melintas keduanya yang menggunakan sepeda motor langsung disekap oleh warga dan dihantam pakai kayu balok, sampai satu korban bernama Rafi pingsan.

“Rafi ini kebetulan di depan, begitu disekap dan dihantam balok kayu langsung pingsan, begitu juga Aditya ikut ditendang jadi bulan-bulanan warga. Anak ini nggak mengira bakal menjadi sasaran warga karena berpikir tidak tahu menahu soal adanya keramaian tersebut, sehingga tetap melintas,” ujar Rahmat atau Bang Omat, Rabu 2 Oktober 2024.

Sementara empat orang temannya, yang sempat berhenti akhirnya balik kanan. Terlebih saat melihat kedua temannya menjadi amukan warga. “Untuk empat orang temannya itu balik kanan. Karena melihat ada keramaian dan keributan mereka memilih untuk menyelamatkan diri,” terang Bang Omat.

Pada saat Aditya dan Rafi jadi bulan-bulanan warga ada beberapa warga lain yang kemudian melerai dan meyakini bahwa dua anak ini bukan bagian dari geng motor yang meresahkan itu. Sampai akhirnya Aditya dan Rafi ikut dibawa Polisi ke Polsek Karanganyar bersama para geng motor yang lain.

“Setelah dikonfrontir antara grombolan geng motor ini dengan Aditya dan Rafi ternyata tidak saling mengenal. Dan setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dipastikan Aditya dan Rafi bukan bagian dari geng motor tersebut, dan menjadi korban salah sasaran dari amukan warga,” ucapnya.

Karena terbukti tidak bersalah berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, maka kedua anak ini meminta agar nama baiknya dipulihkan. Sebab, ia takut akan dikeluarkan di sekolah. Terlebih mereka sekolah di salah satu pondok pesantren di wilayah Kuwarsan, Kebumen.

“Jadi keluarga atau orangtua dari si anak ini minta agar namanya dipulihkan dengan memberikan kuasa hukum kepada kami. Si anak ini tidak mau dicap masyarakat dan di sekolah sebagai anak yang tidak benar atau anak urakan,” tuturnya.

Untuk itu, Bang Omat juga sudah mendatangi sekolahan Aditya dan Rafi untuk memberikan penjelasan kepada guru dan kepala sekolah. Pihak sekolah pun menerima, dan memberikan pesan kepada orangtua agar lebih ketat lagi dalam mengawasi putra putrinya.

“Karena kalau sudah di luar sekolah kan guru tidak tahu pergaulan muridnya. Jadi pesan dari sekolah agar orangtua lebih ketat lagi dalam mengontrol anak-anaknya. Biasakan kalau mau pergi ditanya mau kemana? Dan pulang jangan larut malam,” ujar Omat menyampaikan pesan guru.

Sampai saat ini, kondisi Aditya dan Rafi masih belum begitu fit, ada luka tangan dan punggung yang masih nyeri. Bang Omat meminta agar dilakukan rekam medis di rumah sakit agar lebih terlihat jelas luka yang dialaminya.

“Kita sudah menyarankan agar dilperiksa di rumah sakit agar lebih jelas sakitnya apa, sekaligus untuk keperluan hukum,” jelasnya.

Atas kejadian ini, Bang Omat mengimbau kepada warga atau siapapun untuk lebih hati-hati dalam merespons sesuatu. Jangan sampai korban salah sasaran ini terulang lagi. Karena luka kekerasan yang ditimbulkan sangat luas biasa. Bahkan bisa sampai menghilangkan nyawa orang.

“Jadi masyarakat atau siapapun itu harus lebih jeli dan hati-hati dalam bersikap. Kasihan orang yang tidak bersalah, tidak tahu apa-apa ikut menjadi korban. Beban mental dan material yang ditimbulkan itu luar biasa. Sekali lagi harus behati-hati dalam bersikap,” tandasnya.

Adanya berita ini sekaligus kata Bang Omat untuk meluruskan bahwa pemberitaan yang sebelumnya tidak benar. Aditya dan Rafi sudah dipastikan bukan bagian dari geng motor yangs selalu meresahkan warga. “Jadi ini ketemunya musibah.”

Sampai saat ini, pihak keluarga korban masih koordinasi intens dengan Kuasa Hukum. Bang Omat sangat mengecam terhadap para pelaku penganiayaan salah sasaran tersebut. Tidak menutup kemungkinan pihak korban akan meminta pelaku penganiayaan agar diusut sampai tuntas.

(mt/si)

-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News
Previous Post Next Post