Fokus Pemerintah Selesaikan Persoalan Sampah
Dalam kunjungannya, Menteri Hanif menegaskan bahwa pengelolaan sampah menjadi perhatian serius pemerintah. Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan pada tahun 2029, seluruh persoalan sampah di Indonesia sudah harus tertangani.
Baca Juga : Bupati Kebumen Tutup Musrenbang RKPD 2026, Infrastruktur jadi Fokus Utama
“Kepala daerah punya tanggung jawab besar dalam pengelolaan sampah di wilayah masing-masing. Saya harap ada kerja sama demi menciptakan lingkungan yang bersih dan zero sampah,” ujar Menteri Hanif.
Menteri Hanif mengapresiasi langkah Pemkab Kebumen dalam memanfaatkan gas metana dan mengolah sampah kering menjadi RDF (Refuse Derived Fuel) sebagai bahan bakar alternatif. Menurutnya, inovasi seperti ini harus terus dikembangkan agar pengelolaan sampah semakin efektif.
“Kepala daerah punya tanggung jawab besar dalam pengelolaan sampah di wilayah masing-masing. Saya harap ada kerja sama demi menciptakan lingkungan yang bersih dan zero sampah,” ujar Menteri Hanif.
Kebumen Dinilai Inovatif dalam Pengelolaan Sampah
Menteri Hanif mengapresiasi langkah Pemkab Kebumen dalam memanfaatkan gas metana dan mengolah sampah kering menjadi RDF (Refuse Derived Fuel) sebagai bahan bakar alternatif. Menurutnya, inovasi seperti ini harus terus dikembangkan agar pengelolaan sampah semakin efektif.
Baca Juga : Geopark Kebumen dan Meratus Resmi Jadi Bagian UNESCO Global Geoparks
Namun demikian, ia juga menyoroti masih rendahnya volume sampah yang dikelola. Dari 1,4 juta penduduk, idealnya Kebumen menghasilkan sekitar 700 ton sampah per hari, namun yang masuk ke TPA baru sekitar 100 ton per hari.
“Berarti masih ada sekitar 600 ton sampah yang belum terkelola. Ini berpotensi menjadi masalah lingkungan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Hanif memaparkan tiga segmen utama dalam pengelolaan sampah: hulu, tengah, dan hilir. Hulu berkaitan dengan rumah tangga dan produsen sampah, tengah mencakup pemilahan dan pengangkutan, sedangkan hilir menyangkut pengolahan akhir di TPA.
“Semua segmen harus diperkuat agar pengelolaan sampah di Kebumen berjalan optimal,” ujarnya.
Bupati Lilis Nuryani menyambut baik kunjungan Menteri Hanif dan menyebutnya sebagai langkah awal penguatan sinergi pusat dan daerah dalam pengelolaan sampah. Ia menyampaikan berbagai upaya telah dilakukan, termasuk kebijakan pengelolaan sampah dari sumbernya agar pembuangan ke TPA bisa diminimalkan.
Namun demikian, ia juga menyoroti masih rendahnya volume sampah yang dikelola. Dari 1,4 juta penduduk, idealnya Kebumen menghasilkan sekitar 700 ton sampah per hari, namun yang masuk ke TPA baru sekitar 100 ton per hari.
“Berarti masih ada sekitar 600 ton sampah yang belum terkelola. Ini berpotensi menjadi masalah lingkungan,” jelasnya.
Strategi Penanganan Sampah: Hulu, Tengah, dan Hilir
Dalam kesempatan itu, Menteri Hanif memaparkan tiga segmen utama dalam pengelolaan sampah: hulu, tengah, dan hilir. Hulu berkaitan dengan rumah tangga dan produsen sampah, tengah mencakup pemilahan dan pengangkutan, sedangkan hilir menyangkut pengolahan akhir di TPA.
“Semua segmen harus diperkuat agar pengelolaan sampah di Kebumen berjalan optimal,” ujarnya.
Pemkab Kebumen Dorong Zero Waste dan Rehabilitasi Lingkungan
Bupati Lilis Nuryani menyambut baik kunjungan Menteri Hanif dan menyebutnya sebagai langkah awal penguatan sinergi pusat dan daerah dalam pengelolaan sampah. Ia menyampaikan berbagai upaya telah dilakukan, termasuk kebijakan pengelolaan sampah dari sumbernya agar pembuangan ke TPA bisa diminimalkan.
Baca Juga : Bupati Kebumen Serahkan Gaji Kedua untuk Pemulung TPA Semali
“Kami sudah memulai program ‘zero waste to landfill’ dan menjalankan penambangan landfill untuk memperpanjang umur TPA,” kata Bupati.
Beberapa inovasi teknis yang telah diterapkan di TPA Kaligending dan Semali dalam mendukung pengelolaan sampah antara lain:
Pemkab Kebumen juga menjalin kerja sama strategis dengan PT Solusi Bangun Indonesia untuk memproduksi RDF. TPST Kebumen telah memproduksi RDF dengan kapasitas 1 ton per jam sebagai bagian dari inovasi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.
“Kami rencanakan pembangunan pabrik RDF di Gombong pada Agustus 2025, dan menyusul di TPA Kaligending pada 2026,” ungkap Bupati.
Bupati menegaskan, seluruh inovasi pengelolaan sampah tidak bisa dijalankan sendiri oleh daerah. Dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan BPLH dibutuhkan, baik dalam bentuk regulasi, teknologi, maupun pendampingan teknis.
-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News
“Kami sudah memulai program ‘zero waste to landfill’ dan menjalankan penambangan landfill untuk memperpanjang umur TPA,” kata Bupati.
Inovasi Pengelolaan Sampah di TPA Kaligending dan Semali
Beberapa inovasi teknis yang telah diterapkan di TPA Kaligending dan Semali dalam mendukung pengelolaan sampah antara lain:
- Resirkulasi air lindi untuk menjaga kelembaban dan mitigasi pencemaran
- Pemanfaatan gas metana sebagai pengganti elpiji bagi warga (57 KK di Kaligending dan 21 KK di Semali)
- Penggunaan gas metana untuk bahan bakar genset dan sarana edukasi
- Selain itu, program rehabilitasi juga dilakukan dengan penanaman pohon nyamplung sebanyak 600 batang di dua TPA tersebut.
RDF Jadi Solusi Energi Alternatif dari Sampah
Pemkab Kebumen juga menjalin kerja sama strategis dengan PT Solusi Bangun Indonesia untuk memproduksi RDF. TPST Kebumen telah memproduksi RDF dengan kapasitas 1 ton per jam sebagai bagian dari inovasi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.
“Kami rencanakan pembangunan pabrik RDF di Gombong pada Agustus 2025, dan menyusul di TPA Kaligending pada 2026,” ungkap Bupati.
Butuh Dukungan Pemerintah Pusat
Bupati menegaskan, seluruh inovasi pengelolaan sampah tidak bisa dijalankan sendiri oleh daerah. Dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan BPLH dibutuhkan, baik dalam bentuk regulasi, teknologi, maupun pendampingan teknis.
-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News